Penemuan yang ditemukan di Perancis
Prof Dr Ciptadi berhasil menemukan senyawa kimia
baru yaitu senyawa 1,3-oxaphospholes. Dijelaskannya,
senyawa 1,3-oxaphospholes yang ditemukannya itu,
terindikasi sebagai senyawa yang bermanfaat untuk
antibiotik dan pestisida. Senyawa itu dibuat dari unsur
phosphorus. “Saat berada studi di Perancis, saya menemukan 40 senyawa oxaphospholes dan derivat-
derivatnya (turunannya),” katanya.
Dari 40 senyawa baru tersebut 30 di antaranya sudah
dikirim ke Bayern Jerman, sebuah lembaga farmasi
yang ada di Jerman.Sementara 10 senyawa baru lainnya
masih dikembangkan oleh mahasiswa program doktor (S3) di ENSCM Montapellier II Perancis.
Penemuan senyawa baru olehnya itu diharapkan dapat
dipatenkan bersama-sama dengan Prof Dr Cristau,
seorang guru besar asal Perancis selaku dosen
pembimbing saat melakukan penelitian di laboraorium
universitas tersebut. Berdasarkan keterangan guru besar bidang biokimia/
kimia organik Unpar tersebut, penemuan tersebut
cukup membanggakan bangsa Indonesia, karena jarang
terdapat mahasiswa Indonesia menemukan senyawa
baru di perguruan tinggi itu.
Oleh karena itu, ketika diumumkan penemuan tersebut, Duta Besar Indonesia untuk Perancis ikut menghadiri
dan mengucapkan selamat atas penemuan tersebut.
Pengembangan penelitian ini masih terus dilakukan
bekerjasama dengan laboratorium kimia organik
ENSCM Universite Montpellier II Perancis.
Penemuan senyawa-senyawa baru tersebut sebagian sudah diseminarkan di berbagai negara di Eropa dan
Asia seperti Perancis, Inggris, Jerman, dan Jepang.
Sebagian juga sudah dipublikasikan pada jurnal
internasional, seperti Acta Crystallographica, European
Jounal of Organik Chemistry, Journal of
Organometallic Chemistry, Phosphorus Sulfur and Silicon, katanya.
Ia menemukan senyawa itu saat ia mengambil program
doktor (S3) kimia biomolekul di ENSCM Universite
Montapellier II, Perancis.
baru yaitu senyawa 1,3-oxaphospholes. Dijelaskannya,
senyawa 1,3-oxaphospholes yang ditemukannya itu,
terindikasi sebagai senyawa yang bermanfaat untuk
antibiotik dan pestisida. Senyawa itu dibuat dari unsur
phosphorus. “Saat berada studi di Perancis, saya menemukan 40 senyawa oxaphospholes dan derivat-
derivatnya (turunannya),” katanya.
Dari 40 senyawa baru tersebut 30 di antaranya sudah
dikirim ke Bayern Jerman, sebuah lembaga farmasi
yang ada di Jerman.Sementara 10 senyawa baru lainnya
masih dikembangkan oleh mahasiswa program doktor (S3) di ENSCM Montapellier II Perancis.
Penemuan senyawa baru olehnya itu diharapkan dapat
dipatenkan bersama-sama dengan Prof Dr Cristau,
seorang guru besar asal Perancis selaku dosen
pembimbing saat melakukan penelitian di laboraorium
universitas tersebut. Berdasarkan keterangan guru besar bidang biokimia/
kimia organik Unpar tersebut, penemuan tersebut
cukup membanggakan bangsa Indonesia, karena jarang
terdapat mahasiswa Indonesia menemukan senyawa
baru di perguruan tinggi itu.
Oleh karena itu, ketika diumumkan penemuan tersebut, Duta Besar Indonesia untuk Perancis ikut menghadiri
dan mengucapkan selamat atas penemuan tersebut.
Pengembangan penelitian ini masih terus dilakukan
bekerjasama dengan laboratorium kimia organik
ENSCM Universite Montpellier II Perancis.
Penemuan senyawa-senyawa baru tersebut sebagian sudah diseminarkan di berbagai negara di Eropa dan
Asia seperti Perancis, Inggris, Jerman, dan Jepang.
Sebagian juga sudah dipublikasikan pada jurnal
internasional, seperti Acta Crystallographica, European
Jounal of Organik Chemistry, Journal of
Organometallic Chemistry, Phosphorus Sulfur and Silicon, katanya.
Ia menemukan senyawa itu saat ia mengambil program
doktor (S3) kimia biomolekul di ENSCM Universite
Montapellier II, Perancis.
Ilmuwan Di Swedia menemukan Senyawa Kimia
Baru
Baru
Stockholm – Tabel kima periodik yang berisi 117
unsur kimia akan memiliki anggota baru.
Ilmuwan mengkonfirmasikan penemuan baru
tersebut.
Para peneliti dari Universitas Lund di Swedia
menemukan unsur itu dengan menumbukkan satu unsur, kalsium ke dalam atom lain,
americium. Unsur baru dengan cepat terbentuk
dalam cipratan radiasi.
Dalam laporan CNN, Kamis (29/8), unsur baru
tersebut memiliki 115 proton di pusatnya. Hal itu
memberi nomor atom ke 115 dalam tabel periodik, daftar semua unsur yang dikenal
selama ini.
Kelompok ilmuwan Swedia merupakan yang
kedua dalam menciptakan unsur kimia.
Sekelompok ilmuwan Rusia mengumpulkan
atom dari jenis yang sama pada 2004. Namun, percobaan baru menguatkan hasil sebelumnya
dan mengukuhkan keberadaan atom 115
tersebut.
Meski demikian, hal itu tidak berarti akan
membuat unsur 115 berada di tabel periodik.
Penemuan tersebut masih harus disetujui oleh sebuah komite yang terdiri dari anggota
Internasional Union of Pure dan Applied
Chemistry serta International Union of Pure and
Pallied Physics.
Kelompok tersebut bekerja dalam menentukan
apakah bukti tersebut sudah cukup untuk membuktikan perlu adanya elemen baru. Dalam
kimia semakin banyak proton atom yang
dimiliki, maka semakin tinggi angka pada tabel
periodik.
Dengan 115 proton, unsur baru tersebut berada
diantara unsur super berat. Untuk perbandingan, atom timbal hanya memiliki 82
proton, emas memiliki 79 proton. Namun, unsur
tersebut tidak dapat ditemukan dalam
bongkahan asli.
Elemen dengan nomor tertinggi di tabel periodik
yang bisa terbentuk dengan sendirinya adalah uranium dengan 92 proton di pusatnya. Hanya
saja, sejumlah plutonium dan neptunium juga
dapat ditemukan terbentuk secara alami.
“Semua elemen dengan jumlah proton lebih
banyak diciptakan dari reaksi nuklir,” ujar Pusat
Hemholtz untuk penelitian Ion Berat di Jerman, tempat dimana ilmuwan Swedia membuat unsur
115.
unsur kimia akan memiliki anggota baru.
Ilmuwan mengkonfirmasikan penemuan baru
tersebut.
Para peneliti dari Universitas Lund di Swedia
menemukan unsur itu dengan menumbukkan satu unsur, kalsium ke dalam atom lain,
americium. Unsur baru dengan cepat terbentuk
dalam cipratan radiasi.
Dalam laporan CNN, Kamis (29/8), unsur baru
tersebut memiliki 115 proton di pusatnya. Hal itu
memberi nomor atom ke 115 dalam tabel periodik, daftar semua unsur yang dikenal
selama ini.
Kelompok ilmuwan Swedia merupakan yang
kedua dalam menciptakan unsur kimia.
Sekelompok ilmuwan Rusia mengumpulkan
atom dari jenis yang sama pada 2004. Namun, percobaan baru menguatkan hasil sebelumnya
dan mengukuhkan keberadaan atom 115
tersebut.
Meski demikian, hal itu tidak berarti akan
membuat unsur 115 berada di tabel periodik.
Penemuan tersebut masih harus disetujui oleh sebuah komite yang terdiri dari anggota
Internasional Union of Pure dan Applied
Chemistry serta International Union of Pure and
Pallied Physics.
Kelompok tersebut bekerja dalam menentukan
apakah bukti tersebut sudah cukup untuk membuktikan perlu adanya elemen baru. Dalam
kimia semakin banyak proton atom yang
dimiliki, maka semakin tinggi angka pada tabel
periodik.
Dengan 115 proton, unsur baru tersebut berada
diantara unsur super berat. Untuk perbandingan, atom timbal hanya memiliki 82
proton, emas memiliki 79 proton. Namun, unsur
tersebut tidak dapat ditemukan dalam
bongkahan asli.
Elemen dengan nomor tertinggi di tabel periodik
yang bisa terbentuk dengan sendirinya adalah uranium dengan 92 proton di pusatnya. Hanya
saja, sejumlah plutonium dan neptunium juga
dapat ditemukan terbentuk secara alami.
“Semua elemen dengan jumlah proton lebih
banyak diciptakan dari reaksi nuklir,” ujar Pusat
Hemholtz untuk penelitian Ion Berat di Jerman, tempat dimana ilmuwan Swedia membuat unsur
115.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar